Otak Saya Berfikir
Tuesday, April 29, 2014checklist pada senyuman di setiap hari |
Beruntunglah saya hidup di abad
21. Abad dimana informasi, dan teknologi mudah sekali didapat dan diadopsi. Ada
referensi yang menyatakan bahwasanya informasi yang kita dapat selama satu hari
sebagai manusia modern, sebanding dengan informasi dan pengetahuan yang manusia
abad pertengahan dapatkan selama hidupnya. Luar biasa bukan arus informasi dijaman
ini!
Selain keberuntungan sebagai
penduduk dunia abad 21, keberuntungan saya lainnya adalah hidup dan tinggal
sebagai warga negara Indonesia. Kenapa begitu? Ini menyangkut masalah kebebasan
berpendapat, dan mengakses informasi. Negara lain yang berbeda ideologi dengan
kita seperti China, memiliki pengaturan yang ketat mengenai batasan dalam
pengaksesan informasi warga negaranya. Bahkan di China login facebook susah
parah! Nggak heran sebenarnya alasan
beberapa negara memberlakukan peraturan ketat seperti itu. Informasi yang
membentuk opini publik memang terkadang berbahaya. Apalagi ada tipikal orang yang
dengan informasi terbatas dan dengan backgroud pendidikan yang tidak sesuai
dengan domainnya namun bergaya dan berkomentar seolah-olah dia tahu domain yang
dia katakan. Itu buruk, apabila tipikal yang saya sebut diatas sudah bicara
masalah politik dan negara! Alasannya karena dapat membelokan opini publik.
Jujur saja, sebagai negara yang menganut ideologi Pancasila yang condong kearah
demokrasi, saya juga agak sedikit khawatir dengan pembelokan opini publik yang
terjadi di negara saya. Lihat saja lini masa. Banyak opini yang bersifat
menuduh dan memojokan tokoh-tokoh politik, namun sebenarnya buktinya sengaja
diada-adakan. Parahnya, beberapa orang menelan mentah apa yang dipublikasikan. Bukannya
saya tidak percaya kepada kredibilitas media yang ada di negara saya, bukan
seperti itu. Tapi rasanya kok ada yang berbeda antara yang saya rasakan sebagai
warga negara dengan kebobrokan negara yang selalu menjadi headline berita dan
lini masa belakangan ini. Baca tulisan saya ini
Hampir semua pria mampu
menghadapi kesulitan. Namun jika Anda ingin menguji karakter sejati pria,
berilah dia kekuasaan! – Abraham Lincoln
Pernah memimpin segerombolan
orang? Atau setidaknya pernahkah Anda mengambil sebuah keputusan yang penting
bagi diri Anda sendiri? Kita adalah individu yang diciptakan Tuhan dengan
ambisi untuk memimpin yang lain. Dan itu memang sifat alami manusia. Manusia selalu
ingin menguasai manusia yang lainnya. Hal yang perlu kita sadari adalah apakah
sifat alami tersebut mampu kita kendalikan? Ada 2 tipikal pemimpin. Pemimpin yang
lemah dan pemimpin yang kuat. Pemimpin lemah adalah pemimpin yang bersikap
ramah tamah kepada anggotanya, tapi tidak menghasilkan sebuah perubahan apapun.
Pemimpin yang kuat adalah kebalikannya, dia menitikberatkan kerja kepada
tujuan, tanpa memperhatikan nasib anggotanya. Ini masalah karakter. Semuannya ada
kelebihan dan kekurangan. Tapi yang jelas yang perlu Anda garis bawahi, semua
pemimpin menginginkan kebaikan bagi masa depan kelompoknya. Ingin jadi
pemimpin? Tentukan dulu apa yang ingin Anda capai dalam hidup ini. Tidak
seorangpun akan mengikuti Anda jika Anda tidak tahu kemana harus melangkan.
sumber gmbar : |
Selain mengenai topik-topik
diatas, saat saya menuliskan artikel ini, otak saya memiliki sebuah pertanyaan
yang mungkin tidak perlu dijawab. Mengapa saya bisa diturunkan ke dunia ini?
Apakah ini takdir Tuhan atau murni kesalahan Adan dan Hawa? Dikisahkan, Tuhan
berujar kepada para Malaikat-Nya bahwa Dia ingin menjadikan manusia sebagai
khalifah atau penduduk di Bumi. Artinya Tuhan sudah berencana akan menurunkan
Adam dan keturunannya ke Bumi. Namun dikisahkan lain bahwasannya, secara tidak
sadar karena pengaruh Iblis, Adam dan Hawa memakan buah terlarang dan oleh
sebab itu mereka diturunkan ke Bumi. Itu pertanyaan sesat! Atau Anda akan
berkata bahwa Tuhan maha tahu apa yang umatnya tidak ketahui? Anda cukup
membantu dan maafkan saya atas kekurang ajaran saya.
Menyenangkan
sekali memang apabila kita membebaskan otak kita berbicara kepada tangan kita
untuk mengetik tanpa adanya saringan sedikitpun. Itulah yang terjadi saat saya
menulis artikel ini. Semuanya mengalir tanpa perlu saya pikir 2 kali untuk
menulis huruf yang saya rangkai sebagai kata dan kalimat. Sekali-kali
sepertinya Anda perlu mecoba cara yang saya lakukan. Tapi itu berbahaya karena
bisa membentuk opini publik tentang Anda! Haha. Terimakasih sudah membaca,
semoga bermanfaat.
0 komentar
Salam kenal gan... Silahkan berkomentar