Mengapa Squidward bekerja di Krusty Krab, padahal dia tidak suka dengan pekerjaannya?

Friday, September 27, 2019

Beberapa bulan kemarin, saya sempat tersentak melihat status Whatshap sahabat saya semasa kuliah, Arif Kurnia Raharja. Sebuah link yang tertuju ke quora.com yang sedang membahas tema sederhana namun sangat jamak kita temui di kehidupan sehari-hari. Judulnya 'Mengapa Squidward bekerja di Krusty Krab, padahal dia tidak suka dengan pekerjaannya?'

Disini, saya akan membagikan sebuah jawaban terbaik menurut saya yang ditulis oleh
Sdr Bagus Ramadhan pada tanggal 11 Juli 2019.



*****

Saat saya mendapati pertanyaan ini, jawaban yang terlintas dalam benak saya adalah. Betapa jeniusnya Stephen Hilenburg dalam menyindir jutaan orang yang tidak bahagia dengan pekerjaannya.

Jutaan orang itu hanya mengeluh, marah-marah dan tidak menikmati setiap pekerjaannya meski "bergelimang" uang (Squidward bertugas sebagai kasir). Sementara Spongebob bisa bekerja dengan bahagia meski hanya mendapat tugas untuk memanggang daging dengan spatula kesayangannya.

Para ilmuwan perilaku, ilmuwan organisasi, dan peneliti bisnis terus menerus berusaha untuk menjawab nomena ini. Sesuatu yang ada, namun tidak mau diakui oleh sebagian besar para kelas pekerja, bahkan di kalangan eksekutif sekalipun.

Salah satu artikel yang bisa saya temukan terkait tidak menikmati pekerjaan ini adalah ini I Spent 15 Years Studying Why People Hate Their Jobs. This Is the Top Reason. Dalam salah satu tesisnya, dijelaskan bahwa penyebab pekerja membenci pekerjaannya adalah karena mereka kecanduan dengan pujian. Di artikel itu dijelaskan dengan istilah Praise Addiction.

Orang dengan Praise Addiction adalah seseorang yang kecanduan pada insentif, penghargaan, dan hal-hal yang memotivasi dari sisi ekstrinsik atau di luar dari diri sendiri.

Masalahnya, motivasi ekstrinsik ini telah dilatih dan dibangun sejak masa pendidikan dan sekolah. Ingat bagaimana ketika kita menjadi siswa/i dan harus berlomba untuk mendapatkan penghargaan. Bahkan saat ini sistem sosial kita juga bergantung pada hal ini, likes, dukung jawaban, retweet dan sebagainya yang dijadikan alat ukur kesuksesan.

Kaitannya dengan Squidward adalah, ia menurut saya ingin mendapatkan apresiasi tersebut dari hobinya sebagai pemain klarinet atau seniman. Hanya saja ia tidak benar-benar berani untuk mengejar mimpinya (ya, beberapa kali dia memang berusaha memenangkan lomba). Sehingga berakhir dengan harus bekerja untuk Mr. Krabs, bos yang memang menyebalkan.

Berapa banyak dari kita yang relate dengan kasus seperti ini?

Tapi ada hal yang saya senangi dari Squidward saat di luar pekerjaannya. Ia tahu apa yang dia inginkan dengan dirinya sendiri.

Lalu apa yang bisa dilakukan Squidward? Ada dua yang sepertinya ia bisa lakukan.

1. Mulai berdamai dengan pekerjaannya dan harus mampu menemukan motivasi dari dalam diri sebagaimana ia selalu berusaha untuk mengejar impiannya sebagai seniman.

2. Keluar dari pekerjaannya dan mulai mengejar impiannya untuk menjadi seniman. Opsi ini terdengar seperti mudah tetapi nyatanya tidak hanya Squidward, jutaan orang lainnya juga bertahan dengan pekerjaan yang dibencinya karena alasan-alasan yang tidak tepat.

*****

Bagaimana dengan Anda ???

You Might Also Like

11 komentar

  1. Ah iya stephen hillenburg lagi menyindir kita kita. Ehh aku aku deng.

    Kadang ini ada kaitannya dengan Passion vs Realita.
    Kalau untuk saat ini merasa Realita tidak bisa digantung kan lewat passion, ya tetaplah kerja seperti biasa. Untuk menghidupi diri sendiri.

    Diluar kerjaan, tetap raih apa yg disuka. apa yg dimau.

    Kayak squidward.

    ReplyDelete
  2. Hahaha, pernah juga ada di posisi mau resign tapi butuh. Ini kebutuhan akan duitnya sih bukan pujian. Namun, akhirnya alhamdulillah bisa berani ambil keputusan untuk melakukan apa yang kusuka,
    Lucu....begitu dengar Krasti Crab, xixixixixi

    ReplyDelete
  3. Nggak disadari ternyata selama ini saya mirip dengan squidward ya soal pekerjaan, hahaha. Tapi sekarang mencoba menyukainya dan tetap melakukan hobi. Pokoknya dua-duanya harus jalan biar dapur tetap ngebul dan hati senang.

    ReplyDelete
  4. Squid ward gambaran tipe introvert di sekitar kita. kayaknya sih heheh

    ReplyDelete
  5. Daripada harus bertahan sambil membenci.. Mending belajar mencintai pekerjaan yang dimiliki saat ini.. Jadi nggak akan membebankan ya..

    ReplyDelete
  6. Lebih baik menerima keadaan (pekerjaan) dan tidak fokus dengan orang lain (temannya Squidward yg kaya itu) biar bisa bersyukur.

    ReplyDelete
  7. kalau menurut saya dia itu sebenarnya tidak bisa jauh ama spongebob, tapi dia kan tipekal munafik orangnya. yang kedua menurut saya dia takut nganggur :D

    ReplyDelete
  8. menurutku ada dua opsi sih, menerima dan bersyukur apapun pekerjaan yang dimiliki atau keluar dari pekerjaan saat ini lalu bersykur kalau dapet pekerjaan yg lbh buruk atau baik dari yg lalu. intinya menerima...

    ReplyDelete
  9. berarti dulu itu 7 tahun aku jadi squidward. aku pake solusi ketiga; nikah. jadi gak urusan sama nafkah, tinggal nikmati hobi. dpt duit Alhamdulillah, gak dpt ya nyadong suami.

    ReplyDelete
  10. Menarik banget nih :)

    Saya pernah berada di posisi squidward soalnya.

    Selama bekerja, cuman sekali saja saya bisa kerja dengan gembira, sayangnya ada batasan waktunya.

    Setelahnya saya kerja di sebuah perusahaan yang membosankan karena saya punya banyak atasan dengan tugas yang nggak masuk akal hahaha.

    Tapi masalahnya saya nggak bisa keluar, karena saya dipekerjakan oleh atasan langsung, bertahun se[erti itu, akhirnya saya belajar mencintai pekerjaan eh salah mencintai situasi.

    Karena sebenarnya saya mencintai kerjaa tersebut, tapi saya nggak suka situasinya :D

    ReplyDelete
  11. Saya sangat tertarik dengan tulisan anda

    ReplyDelete

Salam kenal gan... Silahkan berkomentar



“Orang boleh pandai setinggi langit,
tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer