Logika Mistika
Friday, June 06, 2014
Demikianlah Firmannya Maha Dewa
Rah :
Ptah : maka timbullah bumi dan
langit.
Ptah : maka timbullah bintang dan
udara.
Ptah : maka timbullah sungai Nil
dan daratan.
Ptah : maka timbullah tanah-subur
dan gurun.
Jika saya silap mencatat (di luar
kepala) Firmannya Maha Dewa Rah itu, maka silapnya itu tak akan beberapa.
Tetapi saya pikir maknanya sudah tersimpul pada catatan di atas ini. Firman
Maha Dewa Rah sudah tentu banyak juga kawannya di dunia sekarang. Firman Maha
Dewa Rah sudah cukup, memberi gambarannya LOGIKA MISTIKA atau logika yang
berdasarkan rohani.
Negara-kuno, yang kita kenal
paling tua dan paling unggul, ialah Negara Egypte, yang sekarang juga dinamai
Mesir. 6000-8000 tahun dahulu penduduk Mesir sudah tersusun di bawah
perintahnya Pharao, yang juga menguasai hidup dan mati rakyatnya. Maha Dewa Rah
yakni Dewa Matahari, ialah Dewa yang terkuasa di antara beberapa dewa.
Para pemirkir Egypte, yang di
antaranya banyak sekali menurunkan ilmu dalam hal obat-obatan,
hitung-menghitung dll, kepada beberapa negara lain di luar Egypte, seperti
Punisa, Yunani dll, tentu juga memikirkan asalnya bumi dan bintang, memikirkan
asalnya dunia yang terkembang.
Rah adalah Dewa Matahari, ialah
Rohani, yang lebih dahulu adanya dari pada dunia, bumi, dan bintang dan langit.
Maha Dewa Rah tentulah sempurna, yakni Maha Terkuasa, asal dari pada semua
benda yang ada di dunia ini. Dengan Firman yang berbunyi Ptah saja Bumi,
Langit, Bintang, beribu juta, sungai nil dan gurun Pasir bisa timbul. Timbulnya
itu adalah pada satu saat saja, sesudah perkataan Ptah tadi difirmankan. Jadi
rohanilah yang pertama, zatlah yang kedua. Zat ini berasal dari Rohani. Bukan
sebaliknya, yakni rohani yang berasal dari zat
.
Rah tak perlu menunggu-nunggu,
seperti pak tani menunggu-nunggu padinya sesudah benihnya ditanam. Kalau dia
mesti menunggu, maka ini berarti, bahwa dia pasti takluk pada Sang Waktu. Jika
begitu maka Maha Dewa Rah bukanlah terkuasa. Ringkasnya, Maha Dewa Rah itu
terkuasa, tidak takluk kepada Zat dan waktu. Jika begitu, maka Maha Dewa Rah
bukanlah terkuasa. Ringkasnya, Maha Dewa rah itu terkuasa, tidak takluk kepada
Zat dan waktu
.
Firman RAH itulah yang
menggambarkan jawab yang paling jitu dan konsekwen, jujur-dasar, atas
pertanyaan yang maha penting dalam Filsafat: manakah yang pertama, dan mana
yang kedua, mana yang asal dan mana yang akibat, di antara Zat dan Rohani?
0 komentar
Salam kenal gan... Silahkan berkomentar