Pagar Perdu
Wednesday, December 17, 2014
Tidak tahu siapa yang memulai,
saya dan Ibnu bertemu di rumah saya untuk buka bersama Ramadan lalu.
Dandanannya masih sama seperti saat SMA, Jumper dengan celana panjang
un-pencil-nya. Sepertinya kami berdua memang mirip, sama-sama tidak terkena
arus globalisasi ‘kegaulan’ pemuda jaman sekarang. Ngobrol sebentar, akhirnya
memutuskan untuk mengunjungi teman kami, Wakhyu.
Sudah sekitar 3 tahun saya tidak
bertemu Sidum (panggialan akrab wakhyu), kontak personnya pun hilang. Bahkan FB
nya sudah dihapus, twitternya tidak aktif. Munculah kecurigaan kalau dia sudah
menikah dengan bukan lawan jenisnya!!! Untuk mengetahui keadaannya secara
realistis, kami sengaja tidak memberitahukan kedatangan kami ke rumahnya.
Setelah mengetuk pintu beberapa
kali, akhirnya munculah sesosok pemuda bertubuh semok. Insting saya berkata itu
Sidum. Penampilannya agak berbeda dari terakhir kali saya melihatnya. Badannya
agak sedikit... lebih semok... Dia masih normal dan belum menikah.
Mengobrol beberapa saat dengan
cerita yang didominasi persoalan masa SMA, akhirnya kami ingat ada satu teman
yang tertinggal, namanya Brili. Terakhir kali dengar kabarnya, dia kuliah di
Atmajaya Jakarta. Usut punya usut, sekarang dia sedang berjuang untuk jadi
pilot.
15 menit kemudian, sebuah mobil
merapat ke halaman rumah Sidum. Dari dalamnya terlihat sesosok pria dengan
busana yang cenderung santai casual (halaah). Melambaikan tangan sebentar
dengan senyuman khasnya, itu Brili. Ekspektasi saya, Brili datang dengan
menggunakan helikopter...
Sampai tiba waktu berbuka, Brili
pulang ke rumah karena ada urusan lain. Pada akhirnya kami bertiga buka bersama
di rumah Sidum.
Setelah buka bersama, saya dan
Ibnu kembali ke rumah saya. Diperjalan kami banyak ngobrol tentang musik. Selain
busana kami yang sama-sama anti-zaman, selera musik kami juga ternyata sama. Tiba-tiba saja tercetus ide untuk membuat
sebuah project musik.
PAGAR PERDU
Sekitar bulan Agustus, untuk
melanjutkan projek kami, saya membuat akun di sonklot dengan nama Pagar Perdu. Tujuannya
adalah sebagai media komunikasi materi musik yang mau digarap. Hal ini
dilakukan karena kami berada di domisili yang berbeda, dia di Kalimantan saya
di Jawa. Saya tahu, Ibnu adalah penggemar frase, jadi (mungkin) dia tidak
keberatan dengan penamaan arah musik kami itu.
Pagar Perdu merupakan bagian dari
deskripsi Ahmad Tohari saat menjelaskan desa Karangsoga di buku yang berjudul
Belantik. Arti secara harfiahnya sendiri adalah pembatas yang dibuat dari
tanaman liar/perdu. Kenapa mengambil frase itu? Nggak tau juga kenapa, yang
jelas setiap denger frasa ‘pagar perdu’ ada something yang beda.
Sejak september sampai desember
ini, sudah ada sekitar 6 materi, tapi kebanyakan saya private. Malu, soalnya
masih mentah. Banyak noise nya, banyak falsnya, dan juga banyak kata-kata ‘ah,
salah’-nya.
Kalo dari saya sendiri sih, pengennya bikin materi yang nyeleneh, agak etnik, dan ga bikin betah orang yang denger... hehe... Ini, contoh materinya, dibuat dengan terburu-buru :
Sampai di paragraf ke-7 saya masih
yakin akan keberlanjutan proyek ini. Tapi berhubung belum ada langkah ‘selanjutnya’,
saya jadi optimis akan ke pesimisan saya bahwa hanya sampai disini saja projek
ini berjalan. Maka dari itu, ketimbang cuma menjadi hiasan di akun sonklot
saya, mending saya share sekalian kepada Anda.
6 komentar
Haiii si Pemburuuu Alieeennnn, apa kabarnya??? Ternyata masih aktif blog!! Hahaha, siduuummmmm makinnn semokkk kayanyaa :s
ReplyDeleteHalo bu dokter... udah hampir 4 tahun aja ga ketemu... hahaha
ReplyDeletekabar baik... apa kabar? (suara dlm hati >>> pasti ga dijawab karena rahmania lupa centang tanda 'notify me'... jd ga ada notifikasi via email, tapi ga papa lah... )
Yuk nyanyi Mars PKK lagiiii... hahahaha
Yes!!! Ayolahh sbg ketua kelas IPA 2 (bener kan mar??) kamu ajakin reunian, We've to meet, Mar! Ah, aku nggak faham maksud suara dalam hatimu. Libur akhir tahun, pulang nggak?
ReplyDeleteKetua yang belum tua ti... hahaha...
ReplyDeleteReunian ya??? Takut terbawa arus melankolia jaman SMA ti... hehe... ayuk tiii,,, ada line ga?
eh btw... apa kabar sobat mu si sani???
akhir taun ga balik deh ti kayanya...
Line : rachmaniabudiati mar, hehehe unfortunately doi udh ada pasangan mar, hahaha ini tahun 2014 mar, move on hahaha 💪💪
ReplyDeletewah bisa jadi bahan resolusi 2015 tuh... move on... huahuahua... (atau revolusi : perubahan secara cepat menyangkut rencana kehidupan masa depan... hehehe)
ReplyDeletetp baguslah kalo uda ada pasangan... semua orang memang butuh pasangan...
Salam kenal gan... Silahkan berkomentar