­
Novel

2. Ekspedisi Pedaksina Bag 2

Dr. Katherin mulai menceritakan kepadaku tentang semua hal yang tercatat pada Lontar Emas itu. Aku mengingat malam itu, dibawah naungan lampu berwarna kekuningan dan suara hujan yang berisik, segala yang dikatakan oleh Kathy menjadi begitu nyata di benakku. Dia memulai ceritanya dengan sebuah titah Raja kepada salah satu Tumenggungnya.-----------------------------------------------------------------------------------------WikramawardhanaSaat itu Majapahit dipimpim oleh Paduka Maharaja Wikramawardhana. Berbagai wilayah telah ditaklukan, baik menjadi daerah...

Continue Reading

Novel

Ekspedisi Pedaksina - Bag 1

Pagi ini otakku masih tidak percaya terhadap apa yang kami temukan bulan lalu.Sebelum bercerita lebih lanjut, perkenalkan namaku Yusuf. Seorang kandidat doktoral yang sedang menyelesaikan disertasi mengenai peninggalan sejarah di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Sudah 2 bulan kami menggali disana, berbagai macam artefak telah ditemukan seperti guci, gerabah, dan batu bata kuno. Hal-hal semacam ini tidak begitu spesial dan mengejutkan, karena memang Jenu...

Continue Reading

Novel

MATRUPI (BAB 9 - Ruang Interogasi)

Cokro memerintahkan anak buahnya untuk membawa seorang tahanan bernama Karsidi ke ruang interogasi. Didalam ruangan dengan pencahayaan minim dan lembab, dia bisa melihat seorang pria paruh baya, duduk disebuah kursi kayu dengan tangan terikat kebelakang. Kepalanya tertunduk. Badannya kurus, dengan rambut pendek awut-awutan. Samar samar terlihat pria paruh baya ini menggunakan kacamata.  Langkah Cokro tegas mendekati pria paruh baya itu. Dipegangnya pundak Karsidi...

Continue Reading

Novel

MATRUPI (BAB 7 - MAGELANG, DESEMBER 1965)

Sepanjang jalan Betcek menangis dipangkuan Bapaknya. Mungkin karena risih kepanasan atau mabuk karena ini kali pertamanya naik bus. Sudah beberapa kali ditenangkan namun tetap menangis. Matrupi mengambil alih untuk menggendong Betcek dan menyusuinya. Sambil menyusui Matrupi memandang keluar dari jendela bus. Disana dia bisa melihat sawah terbentang luas dengan dibayangi deretan pegunungan di belakangnya. Memasuki Kota Magelang pemandangan hijaunya sawah berganti dengan rumah-rumah...

Continue Reading



“Orang boleh pandai setinggi langit,
tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer