Kisah Mahasiswa Gemar Asistensi

Wednesday, July 18, 2012


kelompok mahasiswa yang lagi mau asistensi

Kita sebagai mahasiswa selalu dihapkan kepada kenyataan yang amat memuakan yaitu antri asistensi ke dosen atau asisten dosen. Apalagi kalo asistennya cuma satu untuk satu angkatan. Bisa-bisa kita ga kebagian asistensi tuh. Nah, ini nih pengalaman baru yang menantang sebagai mahasiswa tingkat satu.
Masuk ke Semester 2, ada dua tugas besar yang perlu diasistenkan. Tugas besar adalah tugas yang punya bobot khusus dimana Surat Puas (SP) dari dosen merupakan tanda bukti bahwa kita telah menyelesaikannya. Ga main-main SP biasanya menjadi salah satu syarat mengikuti ujian akhir semester untuk mata kuliah bersangkutan - selain juga daftar hadir. Jumlah SP juga merupakan satu syarat mengikuti sidang skripsi (kalo ga salah lho ya, kalo salah maap... hehehe). Gokil kan!!! Makanya temen2 dijurusan mati-matian untuk dapet SP dari Tugas Besar.
lebuuur sampe pagi yuk!!!
Sebenarnya ada tugas-tugas lain yang juga perlu diasistenkan contohnya tugas mekanika bahan. Mungkin karena ini bukan tugas besar, jadi temen2 ga terlalu ambil pusing asistensinya. Lagi pula sekedipan mata, tugas ini juga rampung kok.(sombong bgt... hahahaha)
Kembali lagi ke tugas besar yang butuh banget asistensi. Jangan dikira kami cuma asistensi ke satu orang dosen untuk satu mata kuliah bertugas besar. Untuk Tugas Besar Mekanika Fluida, kami perlu melewati 2 orang asisten.  Untuk Tugas Besar Ilmu Ukur Tanah kami perlu melewati 4 ekor asisten (ampun komandan...) untuk mendapatkan SP. Ga main-main, tiap asisten minimal 3 kali salah. Alhasil kami mondar-mandir untuk cari si dosen. Satu kata untuk itu semua “WOW”. Apalagi kita selalu bisa menebak ekspresi dan perkataan si dosen. Misalnya, kalo si dosen kurang puas sama hasil kerja kita, do’i selalu senyum kecut trus benerin kacamata sambil ngomong “Lho kok begini Mas?”. Jleeeb... secara otomatis hati seorang mahasiswa akan hancur lebur ketika mendengar perkataan seperti ini dari dosen.
Hal lain yang menjadi pengalaman kalian apabila kalian satu jurusan dengan kami adalah menunggu antrian. Antri memang sudah biasa untuk manusia kece seperti kita, tapi antri disini beda sob. Lebih menegangkan dri pada antri raskin! Menegangkannya dibagian mana? Nanti ada kisahnya sob...
asistensi di tolak dosen??? oh tidak!!!
Biasanya dosen (yang kemudian kita samarkan namanya menjadi ‘bunga’) datang ke habitatnya pukul 8 pagi. Sebagai mahasiswa (kemudian kita samarkan namanya menjadi ‘kumbang’) yang pengen cepet kelar tugasnya, tentunya kita harus datang lebih awal dong supaya dapet antrean awal. Mungkin karena saking menghayati perannya sebagai kumbang, ada temen yang rela bela-belain dateng jam 6 pagi ke kampus untuk dapet antrean awal (termasuk aku... T.T). Baru aja jam 7 pagi, daftar antrean yang ditempel di depan pintu habitnya bunga udah penuh sama nama kumbang yang antri untuk mendapatkan kepuasan dari bunga. (kepuasan dosen tuh maksudnya Surat Puas, bukan kepuasan yang lain!!! Ngeres aja otaknya!)
    Waktu terus berjalan, para kumbang tercecer di atas lantai dingin di pelataran habitat bunga. Hampir seluruh kumbang belum sarapan, padahal mereka perlu berjuang menunggu sampai si bunga mekar. Kasian ya... ckckckckck. Jika anda punya rejeki yang berlebih, silahkan donaturkan ke para kumbang itu... :D.
Setelah bunga dateng, otomatis para kumbang berjajar sesuai urutan di pintu habitat si bunga. Sayangnya, ada kumbang2 yang bandel yang ngantri semaunya sendiri. Hal semacam ini yang kadang buat suasana memanas nih. Di depan pintu habitat ada dua kumbang lagi beradu sungut. Sebagai salah satu kumbang paling ganteng di TKP, aku berdiri dari lantai. Ku lihat situasi yang menegang di sekitarku. Ku busungkan dada ku, dan kupanggil teman2 satu kelompok ku. Kita bersama mendekati kumbang yang bertikai namun mereka sedang fokus berdebat. Kami masuk ruang asistensi dan meninggalkn para kumbang yang bertikai. Dan... Secara otomatis, kumbang yang bertikai terperangah dan berhenti bertikai memperhatikan kami yang dengan santai menerobos mereka. Kita harus benar2 biasa memanfaatkan peluang sob!!! Selain pertikaian yang berhenti tanpa dilerai, kami juga bisa asistensi lebih awal. Ceritanya garing ya sob??? Bodo amat... yang penting nulis...
Hidup sebagai mahasiswa memang penuh dengan tantangan, tapi kalian harus yakin akan ada kebahagian di masa depan...



 


You Might Also Like

0 komentar

Salam kenal gan... Silahkan berkomentar



“Orang boleh pandai setinggi langit,
tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer