Semua Orang Butuh Uang
Monday, October 07, 2013F*rex Trading. Source : Google |
Beberapa tahun belakangan, banyak dari teman-teman saya berbisnis internet. Dengan modal 0 rupiah, mereka bisa menghasilkan penghasilan hingga 1 juta rupiah per hari (katanya). Jangan anggap saya skeptis untuk hal ini atas kata-kata saya tadi. Setiap orang bebas mencari keuntungan dihidupnya, yang menjadi masalah adalah jiwa 'keinstanan' yang sudah kadung berkembang di kepala mereka. Bukankah uang merupakan masalah kepuasan bukan hanya dalam bentuk nominal, namun juga kepuasan dalam bentuk kerja keras yang berbuah nominal tadi. Misalnya, lebih membanggakan mana seorang pedagang yang mendapatkan penghasilan 5 juta per bulan dengan pemilik rumah kos dengan penghasilan sama? Meskipun kita tidak boleh membandingkan pekerjaan, namun ditilik dari masalah kerjakeras, semua orang pasti akan berfikiran pekerjaan pedaganglah yang bekerja lebih keras. Dan menurut saya, membanting tulang untuk mendapatkan sesuap nasi lebih 'keren' ketimbang duduk-tidur dan mendapatkan uang berlimpah. Jangan samakan pendapat saya dengan beberapa kasus. Misal, pada kasus Bill Gates. Beliau tidak bekerja juga akan mendapatkan uang! Tapi ingat, kerja keras dan pengorbanan yang dia lakukan sebelumnya.
Untuk lebih jelas, saya punya sedikit deskripsi tentang mental 'instan' yang sudah melekat dikalangan manusia-manusia yang dimiskinkan karena pikiran mereka sendiri. Cekidot!!!
Di abad pertengahan,
Venezia memegang peranan penting dalam perdagangan dari timur menuju daratan
Eropa. Karena memegang monopoli Jalan Sutera, Venezia hidup berkelimpahan dan
menikmati kebebasan yang tak dimiliki bangsa lainnya. Tapi semua itu musnah
ketika pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis membuka jalur pelayaran menuju apa
yang mereka sebut “dunia baru”. Langkah Spanyol dan Portugis kemudian disusul
juga oleh Belanda dan Inggris, meninggalkan Venezia dalam kemunduran.aaa Venezia berubah menjadi
kota yang suram. Kebangkrutan dimana-mana, depresi menyelimuti seluruh rakyat,
dan puncaknya, Venezia kehilangan Pulau Siprus yang diambilnya dari bangsa
Turki di tahun 1570. Warga Venezia hanya bisa membayangkan romantika masa lalu
ketika mereka masih jaya. Mereka hanya bisa berharap keberuntungan akan kembali
memihak Venezia sebelum mereka benar-benar menjadi gila. Di tahun 1589 beredar
rumor di Venezia akan kehadiran seorang ahli kimia bernama Il Bragadino. Konon,
Bragadino mampu menghasilkan emas dan melipatgandakannya menggunakan unsur dan
reaksi kimia rahasia. Rumor ini muncul setelah sebelumnya seorang pujangga
Venezia mengunjungi Polandia dan mendengar ramalan bahwa Venezia akan kembali
berjaya ketika ia bisa menemukan orang yang mampu mengolah dan menghasilkan
emas.
Money Raising. Source : Google |
Rumor tentang Bragadino
menyebar cepat. Ditunjang dengan penampilannya yang bergelimang emas dan
rumahnya yang mewah, Bragadino dipercaya bisa mengembalikan kejayaan Venezia.
Segera saja para petinggi Venezia dikumpulkan dan berangkat menuju Brescia,
kota tempat tinggal Bragadino. Pada saat bersamaan, ternyata Duke of Mantua
juga menawarkan hal serupa kepada Bragadino. Takut keduluan, para petinggi
Venezia menjanjikan tempat tinggal yang mewah dan bersedia membayar pengeluaran
Bragadino asalkan ia mau hijrah saat itu juga.
Akhirnya Bragadino tiba
di Venezia. Seperti yang dijanjikan, ia tinggal di sebuah istana di Giudecca
yang sudah dilengkapi dengan perabot serta pakaian mahal. Tak pelak, kedatangan
Il Bragadino membawa “demam emas” di Venezia. Orang-orang berdatangan dari
seluruh penjuru Eropa, bahkan dari Asia. Semua orang ikut mempelajari reaksi
kimia, menjualbelikan peralatan laboratorium, bahkan menulis buku tentang
bagaimana menghasilkan emas lewat reaksi kimiawi. Semua orang—kecuali
Bragadino.
Il Bragadino sendiri
justru terlihat santai dan tak ingin buru-buru bekerja menghasilkan emas. Bulan
demi bulan berlalu dan Bragadino justru makin menikmati kehidupannya di
Giudecca. Orang-orang mulai bertanya kapan Bragadino akan mengeluarkan sentuhan
midasnya. Tapi Bragadino menanggapi dengan santai. Ia bilang bahwa ia sudah
menyimpan cadangan unsur rahasia yang akan diubahnya jadi emas. Ia bisa
melakukannya sekaligus, tetapi untuk menghasilkan emas yang baik, proses yang
diperlukan bakal lebih lama. Kalau cadangan itu dibiarkan selama tujuh tahun,
ia akan berlipat jadi 30 kali lebih besar.
Awalnya semua orang
setuju, tapi lambat laun protes kembali berdatangan. Mereka tak tahan menunggu
tujuh tahun sementara Bragadino hidup mewah dengan biaya yang ditanggung oleh
rakyat Venezia. Para petinggi Venezia mulai menagih janji kepada Bragadino. Tak
lama kemudian, Bragadino marah. Ia menganggap warga Venezia tak sabaran dan
menuduh para petinggi itu sebagai pengkhianat. Akhirnya, di tahun 1590
Bragadino memutuskan untuk meninggalkan Venezia menuju Munich atas undangan
Duke of Bavaria.
Di Munich, Bragadino
melakukan “praktik” serupa. Bedanya, orang-orang Munich tidak terlalu percaya
akan “reaksi kimia” yang selama ini digembar-gemborkan Bragadino. Orang-orang
Munich juga lebih tempramental dibandingkan orang-orang Venezia. Karena selalu
hidup dalam kemewahan sembari mengulur janjinya seperti yang ia lakukan di
Venezia, lambat laun orang-orang Munich marah besar. Malang baginya, di tahun
1592 Bragadino diseret ke pengadilan dan dijatuhi hukuman gantung.
Tentu saja Il Bragadino
bukan ahli kimia sungguhan. Il Bragadino punya nama asli Cypriot Mamugna. Ia
sebelumnya tinggal di Venezia sebelum “mereinkarnasi” dirinya menjadi seorang
ahli kimia bernama Il Bragadino. Melihat Venezia dalam kemunduran, Mamugna bergegas
pergi keluar, mempelajari reaksi kimia, lalu kembali ke Italia dan membuat
sebuah bengkel (workshop) di Brescia. Ia mencitrakan dirinya sebagai seorang
ahli kimia—ia yakin citranya ini kelak akan menyebar hingga ke Venezia.
Dengan hati-hati Mamugna
membangun reputasinya. Ia selalu mengenakan assesoris yang terbuat dari emas.
Ia membangun rumahnya dengan perabot yang berkilauan emas. Bahkan ia selalu
berjalan di kota dengan sengaja memainkan dan melemparkan koin emas untuk
menarik perhatian orang-orang. Tak lupa ia mencari dukungan Duke of Mantua
untuk mendapatkan legitimasi bahwa dirinya adalah ahli kimia sungguhan yang
bisa merubah senyawa kimia menjadi emas. Dengan brilian, ia memainkan fantasi
orang-orang Venezia yang haus akan emas.
Kenyataan itu memang
seringkali pahit dan tak menyenangkan. Kehidupan yang begitu keras dan penuh
dengan tekanan membuat manusia cenderung mengabaikan kenyataan dan realita
kehidupan. Maka tak usah heran bila ketika ada seseorang seperti Il Bragadino
datang menawarkan janji manis dan ilusi kesenangan, semua orang
berbondong-bondong ingin ikut ambil bagian. Siapa yang tak ingin kaya dengan
mudah dan dalam waktu sekejap mata?
Belajar dari
orang-orang Venezia, ketika sedang dilanda kesulitan dan kemunduran, orang-orang
cenderung menjadi makin tidak rasional. Pertama, mereka jarang bercermin bahwa
sesungguhnya masalah itu disebabkan oleh diri mereka sendiri. Sesuatu atau
seseorang harus menjadi kambing hitam. Alih-alih berintrospeksi dan memperbaiki
diri, orang-orang Venezia lebih suka menyalahkan orang-orang Portugis dan
Spanyol yang dianggap mengambil kejayaan mereka.
Kedua, realita
seringkali terlalu pahit untuk diterima. Tak jarang solusi atas semua
permasalahan itu sesungguhnya sederhana namun tak mau dilakukan. Seandainya
Bragadino datang membawa analisis detil berisi rencana pemulihan serta paket
kebijakan ekonomi, ia justru akan dilecehkan. Fantasi, di sisi lain, adalah
sesuatu yang mudah, terlihat menyenangkan, walaupun salah. Dengan membawa ilusi
akan kemampuan untuk membuat emas, Bragadino disambut dengan sorak-sorai.
Jaman memang sudah
berganti, tapi perilaku manusia tak banyak berubah. Saat seperti sekarang ini,
kurs melonjak, suku bunga naik, lapangan pekerjaan susah dicari, berbisnis dan
berinvestasi pun jadi makin berisiko karena penuh dengan ketidakpastian. Jaman
yang susah seperti ini membuat makin banyak orang putus asa, makin frustasi,
makin mudah termakan bujuk rayu, serta makin sulit berpikir logis dan rasional.
Oke... Back to topic.
Mari kita tarik beberapa tahun ke belakang. Ada begitu banyak kasus-kasus
penipuan berkedok “investasi”, “koperasi”, “penanaman modal”, “kerjasama”, yang
tak jarang dilabeli “halal”, “syariah”, “pasti untung”, “di atas bunga
deposito,” dan segudang janji manis lainnya. Lima ratus tahun sudah berlalu,
tapi orang-orang seperti Il Bragadino selalu bermunculan. Korbannya pun selalu
bertambah. Celakanya, pemerintah biasanya lamban bergerak. Tindakan baru
diambil ketika terjadi pengaduan dari masyarakat.
Akhirnya, yang bisa
kita lakukan hanya berhati-hati dan mawas diri. Build a wall around your
assets. Jaga selalu kesehatan (fisik dan mental) Anda dan lindungi apa yang
Anda punya. Dan untuk menjawab pertanyaan di atas, “Adakah cara cepat untuk
kaya?” Mungkin saja ada. Mungkin saja jawabannya ada dalam diri Anda sendiri.
Dan mungkin Anda sudah tahu jalan keluarnya. Tapi satu hal yang pasti, jangan
mudah terjebak pada fantasi, ilusi, dan segudang janji manis lainnya. If it
seems too good to be true, it probably is.
0 komentar
Salam kenal gan... Silahkan berkomentar